KARANGPAWITAN,(GE).- Panitia penyelenggara (Panpel) cabor hoki
memutuskan tiap tim peserta hanya diperbolehkan menurunkan 5 pemain.
Pertandingan hoki seharusnya terdiri dari 6 pemain untuk tiap tim.
Namun, karena Lapangan GOR Yasma tidak terlalu memenuhi standar, maka
disepakati semua peserta untuk memainkan 5 pemain saja.
Meski begitu, pertandingan di hari pertama cabor hoki, Minggu
(18/11), berlangsung seru. Semua peserta menurunkan para pemain
andalannya. Tetapi, sejumlah hasil pertandingan menunjukkan hasil yang
dihiasi dengan hujan gol. Ketika di bagian putra, Sucinaraja dan
Tarogong Kidul mencukur lawannya masing-masing dengan 5 gol tanpa balas.
Bahkan Sucinaraja menang telak 7-1 atas Cisurupan. Sucinaraja juga
mengganas di bagian putri. Dengan membantai Cisurupan 7-1.
Sementara itu di bagian putri, Karangpawitan menang tipis atas Garut
Kota,2-1. Laga selanjutnya, putri Cisurupan menyusul langkah bagian
putra dengan menang 3-0 terhadap Cisurupan. Pertandngan nomor putri
selanjutnya, menunjukkan hasil imbang 1-1. Ketika Tarogong Kaler bersua
dengan Garut kota.
Ketua Penyelenggara Panpel Hoki, Dadan
Hidsayatulooh, S.Ag, menjaskan, ada perbedaan waku bertanding antara
putra dengan putri. kalau putra memainkan waktu selama 2 x 15 menit.
Sedangkan, putri memainkan waktu selama 2 x 12,30 menit.
Dalam kesempatan terpisah, panitia penyelenggara lainnya, Surtini
mengatakan, pengurangan satu pemain dari semestinya sudah merupakan
kesepakatan bersama. (Firman/Awis)***
AWIS/GE
SALAH satu laga cabor hoki, di Lapangan GOR Yasma, Minggu (18/11).
TARKID,(GE).- Dua medali emas yang diperebutkan dari cabor bola
voli pasir akhirnya menjadi milik Garut Kota dan Cikelet. Duo atlet
putri Garut Kota, Dini/Fitri berhasil menaklukan pasangan Cilawu
Dede/Vega. Sedangkan, Cikelet berjaya di final putra dengan
mengkandaskan Samarang.
Tidak mudah bagi Garut Kota untuk menjinakkan Cilawu. Cilawu
berhasil memaksa Garut Kota untuk menjalani set ketiga. Setelah dua set
sebelumnya berkedudukan imbang 1-1. Garut Kota akhirnya bisa memastikan
medali emas melalui kemenangan di set penentuan tersebut.
Sementara itu, final putra yang dilangsungkan usai final putri
sesungguhnya menampilkan pertandingan yang ketat. Kejar mengejar angka
terjadi dari point pertama hingga terakhir. Namun, atlet Cikelet
Cecep/Agus selalu bisa menjaga konsistensi dalam memimpin perburuan
angka. Walaupun selisih angkanya sangat tipis, Cikelet berhasil
mengalahkan pasangan Samarang Bule/Makmur dalam dua set langsung.
Sementara itu perunggu putri oleh Samarang, sedangkan putra oleh
Tarogong Kidul.
Bagi Garut Kota dan Cikelet, medali emas dari bola voli pasir ini
menjadi modal berharga dalam menjalani sengitnya persaingan Porkab di
cabor-cabor lainnya.
Pengalungan medali di nomor putri dilakukan Sekda Garut, H. Iman
Alirahman, M.Si. Sedangkan, pengalungan medali nomor putra oleh Ketua
DPRD Garut, Ahmad Bajuri, SE, MM. Disaksikan Ketua PBVSI Kab. Garut yang
juga Ketua Umum Panpel Porkab, Dr. H. Abdussy Syakur Amin, Ir. M.Eng.
(Firman/Awis)***
FIRMAN/GE
KETUA DPRD Garut, Ahmad Bajuri, SE,
MM, (depan keempat kanan) didampingi Sekda Garut, H. Iman Alirahman,
M.Si, usai pengalungan medali.
TARKID,(GE).- Acara Pembukaan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab)
Garut 2012, di SOR Merdeka, Sabtu (17/11), menandai dimulainya genderang
perjuangan para atlet di ajang Porkab. Perburuan medali antaratlet
kecamatan dipastikan akan menciptakan persaingan yang sengit. Bola kini
berada di tangan Panitia Pelaksana cabang olahraga untuk
menyelenggarakan pertandingan secara sportif. Suatu inti dari janji
wasit (juri) yang dibacakan saat acara pembukaan.
Saat melakukan jumpa pers, Jumat (16/11), Ketua Umum KONI Garut,
sekaligus penanggung jawab Porkab, H. Ato Hermanto, mengajak segenap
lapisan di Kabupaten Garut untuk menyukseskan Porkab. Kesuksesan dalam
tiga hal, yakni penyelenggaraan, pembibitan dan pembinaan, serta ekonomi
kerakyatan.
“Porkab bukan hanya hajat KONi Garut. Namun, segenap
lapisan masyarakat. Mari jadikan Porkab sebagai momentum untuk bangkit
dan maju,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Panpel Porkab, Dr. Ir. H. Abdussy Syakur
Amin, M.Eng, menjelaskan, tidak kurang dari 2.700 atlet dan 600 official
dari 42 kecamatan mengikuti Porkab Garut 2012. Total medali emas dan
perak yang diperebutkan masing-masing sebanyak 168 medali. Sedangkan,
medali perunggu sebanyak 270 keping.
Sebanyak 11 venue (tempat pertandingan) menjadi saksi perjuangan
para atlet di 16 cabor yang dipertandingkan. Keempat venue ini tersebat
di 4 kecataman, yaitu Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, dan
Karangpawitan. SOR Merdeka untuk pertandingan atletik, panjat tebing,
drum band, volo pasir, dan final sepak bola. Gor Yasma (hoki), GOR SMAN 1
Garut (Tarung Derajat, Taekwondo, dan Karate), SMAN 6 Garut (sepak
takraw), SMPN 2 Tarogong Kidul (tenis meja), GOR dan Aula Almusaddadyha
(bola voli indor dan pencak silat)
Menilik antusiasme kecamatan, pertandingan demi pertandingan dalam
Porkab layak untuk disaksikan langsung. Sekaligus memompa semnagat para
atlet dalam mencetak prestasi. (Firman/Awis)***
FARHAN SN/GE
Ketua
Umum KONI Garut, sekaligus penanggung jawab Porkab, H. Ato Hermanto,
sedang menyepalkan tangan mengajak hadirin menyuarakan yel-yel “Garut
Bangkit dan Maju.”
TARKID,(GE) Tidak kurang dari 100 tenda mengiasi arena bazar ekonomi
kerakyatan yang akan ada selama Porkab Garut 2012 berlangsung. Diantara
pengisi stand, terdapat pelaku UMKM dari kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Garut. Mereka menampilkan berbagai produk unggulan termasuk
kulinre. Stand Kecamatan Banjarwangi, mislanya, yang menjajakan gula
aren asli dari Banjarwangi. Selain itu, disajikan juga berbagai makanan
camilan dari umbi-umbian.
Pemandangan sedikit berbeda, ditampilkan stand Kecamatan Limbangan.
Stand ini menampilkan aneka kerajinan tangan yang terbuat dari bahan
natural seperti kayu dan bambu. Corak warna-warni serta desain yang
ditampilkan menandakan kerajinan tangan ini tetap terkesan modern.
Sementara itu, Ketua Komisi Kerakyatan Panpel Porkab, H. Jaeny, di sela
acara pembukaan, Sabtu (17/7), mengajak segenap lapisan untuk mendatangi
area bazar yang berada di dekat pintu utama SOR Kerkof. Beragam produk
ditawarkan yang cukup lengkap menjadi salah satu alasan untuk mendatangi
bazar ini. (Firman/Awis)***
AWIS/GE
STAND Kecamatan Limbangan yang menapilkan aneka ragam kerajinan tangan.
TARKID,(GE).- Hujan deras yang mengguyur Kota Garut di hari
pertama Porkab Garut 2012, Minggu (18/11), ternyata berimbas kepada
penyelenggaraan cabor tarung derajat. Pertandingan cabor ini terpaksa
dihentikan saat akan menginjak partai ke-18. Hal ini karena air tak
henti menggenangi permukaan lapangan. Air berasal dari rembesan atap
GOR.
Seyogyanya, tarung derajat akan mempertandingkan 27 laga di hari
pertama ini. Namun, konisi tak disangka itu memaksa Panpel melakukan
perubahan jadwal.
Panpel pun tidak tinggal diam menyaksikan hal tidak diinginkan
tersebut. Bersama oficial, atlet, dan wasit, berupaya mengeringkan arena
dari genangan air. Tetapi, karena rembesan air hujan tidak kunjung
berhenti, maka upaya tersebut tidak berhasil.
Kondisi ini akan segera dilaporkan ke KONI Garut agar segera
dilakukan upaya antisipasi. Sehingga GOR masih digunakan untuk menggelar
pertandingan tiga cabor yakni tarung derajat, karate, dan taekwondo.
(Firman/Awis)***
AWIS/GE
PANPEL sedang berupaya mengeringkan arena pertandingan dari genangan air hujan.
Dadang ; “Rakyat Semakin Berani Bersikap”
KOTA, (GE).- Pemilu
legislatif yang pemungutan suaranya dilaksanakan pada tanggal 9 April
2014, tahapannya sekarang sudah mulai dilakasanakan. Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Garut, sejak tanggal 30 Oktober 2012 sudah mulai
melaksanakan verifikasi faktual kepengurusan dan keanggotaan partai
politik calon peserta pemilu legislatif 2014. Seperti diutarakan Anggota
KPU Garut, Dadang Sudrajat, S.Pd, pelaksanaan verifikasi faktual
kepengurusan dan keanggotaan partai politik calon peserta pemilu 2014,
berlangsung sampai tanggal 24 november 2012. Kata Dadang, partai politik
yang diverifikasi faktual kepengurusan dan keanggotaan partai politik
calon peserta pemilu adalah Demokrat, Golkar, PPP, PSIP, PKS, PAN, PKB,
Hanura, PBB, Gerindra, PKPI, Nasdem, PPN, PKBIB dan PDP.
“Verifikasi faktual dimulai dengan memverifikasi faktual
kepengurusan. Yang diverifikasi dokumen kepengurusan, keberadaan ketua,
sekretaris dan bendahara, Serta kerterwakilan perempuan 30%. Ada
beberapa partai yang masih belum memenuhi keterwakilan kepengurusan
perempuan 30% dan parpol tersebut harus memperbaiki sehingga dapat
memenuhi persyaratan yang diatur UU,” ujarnya.
Lanjut Dadang, keudian verifikasi keberadaan kantor politik. Yakni,
partai politik calon peserta pemilu harus memiliki kantor tetap yang
dibuktikan dengan dokumen yang memperkuat bahwa kantor tersebut benar
benar peruntukan kantor politik yang bersangkutan, minimal sampai batas
waktu selesainya tahapan pemilu legislatif. Lalu, keanggotaan. KPU
Kabupaten Garut melakukan tatap muka dengan para anggota parpol hasil
rendum 10%. “Meski berat memverifikasi keanggotaan parpol calon peserta
pemilu 2014, KPU
Kabupaten Garut berusaha untuk melakukan tatap muka dengan para anggota
parpol yang diverifikasi, tanpa memperhatikan hari libur/kerja, jam
kerja/istirahat, medan wilayah yang berat. Tanpa memperhatikan cuaca
panas, dingin, hujan dengan identitas yang diberikan parpol banyak yang
kurang jelas, tapi semuanya dapat dilalui berkat pertolongan Allah, dan
bantuan PPK, PPS, aparatur desa, RT, RW yang telah sangat berjasa dalam
menunjukan lokasi orang yang akan dituju,” jelas Dadang.
Hal yang menarik, imbuhnya lagi, adalah keberanian masyarakat yang
dicantumkan sebagai anggota parpol, berani mengakui sebagai anggota
parpol dan berani juga tidak mengakui sebagai anggota partai politik
dengan berani menandatangani surat pernyataan bukan sebagai anggota
parpol yang dimaksud. Dengan keberanian masyarakat mengakui bukan
anggota parpol yang diperkuat dengan surat pernyataan bukan anggota
parpol (format f 12) yang membuat parpol sulit memenuhi target jumlah
keanggotaan minimal 100 yang mengakui sebagai anggota parpol yang
bersangkutan. Tentunya, hal ini harus jadi pelajaran berharga bagi
partai politik untuk menjalankan mesin pengkaderan yang efektif. (Tata
E. Ansorie)***
Caftion : Dadang Sudrajat, S.Pd
ENTAH fenomena apa yang terjadi di negeri ini. Apakah para
politisi sudah merasa tak percaya diri, karena tak laku lagi di
masyarakat, atau para selebritis mulai ingin merampas ke pemimpinan di
pemerintahan. Yah, dunia artis dijadikan modal untuk hijrah menjadi
pemimpin. Kursi empuk kepala daerah, kini sedang digandrungi para artis.
Pilkada gubernur Jawa Barat saja, telah bertengger sejumlah artis yang
akan memperebutkan singgasana gedung sate. Mulai, Deddy Mizwar, Dede
Yusuf, hingga Rieke Diyah Pitaloka.
Kini, lebih fenomenal lagi si
“Raja Dangdut” Rhoma Irama, digadang-gadang akan merebut istana Negara
untuk tampil menjadi Presiden Indonesia. Seribu satu macam itu bidang
pekerjaan. Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden. Demikian
sebagian lirik yang dinyanyikan Rhoma Irama. Rupanya lirik lagu itu
menginspirasi dirinya, jangan hanya sekedar jadi “pengamen”, majulah
jadi (calon) presiden. Negeri kita memang negeri demokratis, siapa saja
boleh dicalonkan dan mencalonkan. Yang penting punya modal untuk
membiayai. Urusan jadi atau tidak, urusan belakangan.
Keinginan H. Rhoma Irama, nyalon presiden memang sudah terungkap
diberbagai media, baik surat kabar maupun dunia maya. Bahkan, beberapa
anekdot mulai bermunculan. Majunya raja dangdut itu, karena ingin
merebut “Ani” dari SBY. Mungkin, maksud dari “Ani” disitu merupakan lagu
hitsnya bang haji, yang kebetulan “Ani” itu sendiri istri Presiden
Indonesia, Susilo Bangbang Yudhoyono. Tidak hanya itu, beberapa anekdot
sedang trend di Blackberry Masanger (BBM), yakni terkait susunan kabinet
jika Rhoma Irama menjadi presiden.
Terlepas benar atau tidak, popularitas dijadikan ajang politik untuk
kekuasaan. Entah para selebritis atau artis yang dimanfaatkan oleh
politisi, ataukah artis itu sendiri yang kesemsem ingin menjadi
pemimpin. Pastinya, apapun alasannya, rakyat-lah yang harus membayar
mahal dari dunia panggung pemerintahan ini. terkait bang haji Rhoma
Irama, sepertinya sebagian ulama Islam sedang kehilangan kepercayaan
diri atau kehilangan kepercayaan terhadap politisi-politisi muslim. Jadi
presiden yang penting popularitas. Padahal tidak segampang itu, orang
populer belum tentu diterima, mungkin bang Rhoma bisa diterima sebagai
penyanyi dangdut, tetapi untuk presiden?. Disadari maupun tidak, Rhoma
Irama sejatinya telah menjadi presiden di kalangan “Republik Dangdut
Indonesia”.
Majunya sejumlah selebritis, tentu keputusannya ada di masyarakat.
Semoga masyarakat lebih pandai mengabil keputusan, karena masa depan
negeri ini ada ditangan rakyat. “Terlalu..!